Kamis, 05 November 2009

Persoalan Masuk atau Tidak

Jika saya ditanya persoalan apa yang paling penting di hidup ini, maka saya akan menjawab persoalan masuk dan tidak. Menurut saya persoalan ini adalah suatu hal yang krusial karena berhubungan dengan masa depan. Diterima masuk atau tidaknya anda di sebuah lembaga pendidikan yang bermutu, perusahaan yang bonafide, keluarga calon pendamping yang welcome plus kaya raya, dan surga pada akhirnya adalah sebuah jaminan untuk masa depan yang indah dan syarat mutlak agar anda mendapatkan dan mengalami apa yang disebut-sebut “muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk sorga”. Mekanismenya seperti ini; pertama si orang tua kalang kabut mencari biaya dan si anak belajar mati-matian, kemudian si anak berhasil masuk ke sekolah yang diidamkan, setelah beberapa tahun si anak lulus dengan nilai yang masuk zona cum laude, maka si anak dengan luwesnya masuk ke perusahaan yang mapan, konsekuensinya si anak menerima gaji yang besar ( di tahapan ini si anak akan mendapat yang dimaksud dengan muda foya-foya). Pendidikan yang baik, kerja yang mapan, dan gaji yang besar (terpenting) akan menempatkan si anak dalam jajaran pria dan wanita yang “berkepribadian” baik dan menarik, dan tentunya dengan status yang disandang tadi, si anak yang diamini orang tuanya ,terutama sang ibu, akan bersikap selektif dalam mencari pendamping hidup, diutamakan yang levelnya setara dengan dirinya. Kemudian menikahlah sang anak tadi ( di tahapan ini status si anak akan berubah menjadi si bapak atau si ibu) mergernya dua orang sukses dalam satu ikatan suci pernikahan, menyebabkan mereka bukan lagi dua tapi satu. Karena di satu ini ada dua orang yang hebat maka satu ini menjadi kuat, terutama dalam finansial ( dapatlah apa yang dimaksud tua kaya raya). Setelah menikah dan berkembang biak si anak yang sudah berubah menjadi bapak atau ibu ini akan mendapat tugas baru yaitu mengulangi fase-fase awal tadi untuk anaknya sambil menunggu mati. Pada akhirnya maut memanggil, dan si anak akan mendapat penghakiman atas dirinya. Karena track record yang baik semasa hidup, dianggap si anak ini adalah orang yang baik dan benar (diberkati), maka si anak tadi akhirnya mendapat tempat yang paling mulia( inilah yang dinamakan masuk surga). Coba bandingkan jika mekanismenya tidak seperti diatas. Pertama si orang tua sakit-sakitan dan miskin ditambah si anak kurang cakap dalam pelajaran, maka punah sudah investasi yang bernama pendidikan. Karena tidak punya latar pendidikan yang baik dan miskin maka si anak hanya bisa bermimpi untuk masuk ke perusahaan yang bonafide dan terpaksa bekerja serabutan. Karena pekerjaan yang tidak tetap maka penghasilan si anak menjadi ala kadarnya (gagal sudah untuk foya-foya di masa muda). Keadaan si anak membuat statusnya kurang berkenan untuk menjadi calon mantu nomer satu. Maka setelah perjuangan yang sia-sia kesana kemari untuk mencari jodoh, diambillah pasangan sekadarnya, bahkan mungkin yang setara mutunya dengan si anak. Beban hidup yang besar menyebabkan pasangan baru ini masuk dalam daftar keluarga penerima BLT. ( gagal lagi si anak untuk merasakan tua kaya raya) Hadirnya keturunan dan beban hidup yang mencekik menyebabkan pasangan ini susah untuk memperbaiki fase-fase awal yang kacau tadi maka muncul godaan-godaan untuk mendapatkan uang secara instan. Mulailah si anak masuk dalam jurang kejahatan, si pria dan wanita dalam satu ikatan pernikahan ini pun mulai mencari kerja sampingan. Si pria sambil mengojek mencoba mencari tambahan dengan menjambret, Si wanita sambil menjajakan jajanan pasar juga menambah dengan menjajakan dirinya. Pada akhirnya maut memanggil dan si anak mendapat penghakiman atas perbuatannya di dunia. Track record yang buruk yang didapat selama hidup menjadikan mukjizat dan anugerah sebagai satu-satunya jalan untuk masuk surga maka masuklah si anak ke dalam neraka jahanam ( inilah gagal yang terakhir dan menyakitkan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar